The Legend of Nasyid: NADAMURNI

Minggu, 13 November 2011


Nadamurni merupakan cikal bakal nasyid di Indonesia dan Malaysia. Berdiri pada tahun 1980-an, di mana saat itu ramai lagu-lagu beraliran keras seperti rock. Karena kekhawatiran akan menjamurnya lagu-lagu beraliran keras tersebut, maka  sekelompok pemuda yang perduli membentuk kelompok vocal yang membawakan lagu-lagu bernafaskan islami.
Pada awal kemunculannya mereka hanya membawakan lagu pada acara- acara pengajian. Dari waktu ke waktu lagu-lagu yang mereka ciptakan sudah banyak dan akhirnya merekam sendiri lagunya di dalam saluran air (dari blog mantan personil nadamurni). Sampai album pertamanya dirilis, mereka sebagian lagunya tidak menggunakan alat music. Personil nada murni beranggotakan orang-orang yang berasal dari jama’ah Al-Arqam, Malaysia. Penjualannya pun hanya di lingkungan Al-Arqam, door to door jama’ah Al-Arqam. Hamper semua jama’ah Al-Arqam memiliki album Nadamurni
Awalnya nadamurni tidak memiliki nama, ketika tampil, mereka menamakan diri Putera-Putera Al-Arqam. Melihat banyaknya peminat nadamurni, maka mereka mulai memikirkan nama yang tepat dan akhirnya diambil nama NADAMURNI. Album pertama yang mereka rilis sudah menggunakan nama Nadamurni dan sudah memakai alat music tradisional kompang dan yang lainnya.  Dalam perkembangan selanjutnya, nadamurni merndapatkan bantuan sehingga mereka memiliki alat music (tradisional) dan studio rekaman sendiri bernama OVA production. Selain nadamurni, OVA production juga menaungi tim nasyid The Zikr (lahir tidak lama setelah  kelahiran nadamurni), Nadamurni 2(anak-anak), Shotussofwa, Nada Athirah, Qotrunnada(muslimah) Suara Smakl, Nada Athirah, Muslimah, Hawari, Abrar, Syifaussudur, Nada Shahdu, dll.
Jumlah personil Nadamurni bisa dikatakan paling gemuk diantara tim nasyid yang lain, yaitu mencapai 30 orang lebih. Meskipun mencapai 30 orang lebih, namun vocalis terpusat pada satu orang, yaitu Muhammad Asri Ibrahim yang juga merupakan vokalis Rabbani setelah Nadamurni bubar. Setelah Munif Ahmad (setelah Nadamurni bubar mendirikan Hijjaz) masuk, vocal utamanya menjadi 2 orang, yaitu Asri Ibrahim sebagai vocal 1 dan Munif Ahmad vocal 2.
Dari waktu ke waktu, Nadamurni berhasil mengembangkan sayapnya ke luar negeri, seperti: London, Turki, Uzbekistan, Thailand, Indonesia,dll. Sampai tahun 1994, mereka sudah menghasilkan 14 album. Ketika dalam masa kejayaannya, pada tahun 1994 terjadi suatu hal yang di luar dugaan. Yaysan Al-Arqam pimpinan Imam Ashaari Muhammad At-Tamimi dilarang oleh pemerintah Malaysia, karena ajarannya yang melenceng. Akhirnya Nadamurni pun membubarkan diri dan personil-personilnya keluar dari Al-Arqam. Selain Nadamurni, Tim Nasyid di bawah OVA production pun membubarkan diri.
Geliat nasyid yang semakin sepi setelah bubarnya Nadamurni dan OVA production, pada tahun 1996 Nazrey Johany dan Zairy Ahmad (mantan The Zikr) mengumpulkan mantan anggota the zikr, kemudian mendirikan Raihan. Setahun kemudian muncul tim nasyid baru yang merupakan mantan artis-artis di bawah naungan OVA production, yaitu:
-Rabbani-Nadamurni
-Hijjaz-Nadamurni dan The Zikr
-Raihan-The Zikr
-Now See Heart-Suara Smakl
-Jauhari-Nada Athirah
-Ust Amaluddin bergerak secara solo
-Mawaddah-Muslimah
-Dll

Nadamurni beranggotakan:
1.      Mohamad Asri bin Ibrahim
2.      Ismen Nadim bin Isam
3.      Rahmat Shafie
4.      Asri Ubaidillah
5.      Mohd Faizal bin Osman
6.      Yusof sabri
7.      Amin
8.      Rosman
9.      Hamzah
10.  Hashim Ngadiman
11.  Muhammad Ariffin b. Ahmad Rahim
12.  Munif Ahmad, dll

Album-album yang telah dihasilkan Nadamurni:
  1. Kelahiran
  2. Soul of Islam
  3. Balada Makkatul Mukarramah
  4. Cahaya Di Ufuk Timur
  5. Malaysia Indah
  6. Untukmu Rasulullah
  7. Munajat
  8. Yang Dirindu
  9. Asmaul Husna
  10. Melodi Sufi
  11. Neraca Taqwa
  12. Potret Aidilfitri
  13. Untukmu Rasulullah II (1996)

Hati Ini Hanya Untukmu (bagian 1 edisi KOPDAR Part 2)

Sabtu, 15 Oktober 2011

.................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Duh duh duh,,, apa yang mau saya tulis ya???
Kopdar,,, Alhamdulillah yach sesuatu bangedh bisa menghadirinya,,, ckck  :p
Hm,,, kopdar Mau ngapain saya ke sana? Adakah saya punya uang untuk menghadirinya? Adakah saya punya waktu? Ketika ide kopdar 2 ini dicetuskan saya sudah pesimis untuk bisa datang,,, namun saya tetap berharap ada suatu keajaiban. Beberapa hari setelah lebaran, seorang provokator tanggal cantik (091011) telp saya,,,kita ngorol-ngobrol dan akhirnya bahas tanggal cantik:”.......bal-bal gimana klo silaturahimnya tanggal 9 saja? Klo habis lebaran kan masih pada sibuk................. bla bla bla........... bala bala bisa ikut ga?” dalam hati Cuma bisa jawab “hm,,, bisa ga ya?”,,, saya jawab: “ya saya lihat sikon,, klo memungkinkan saya ikut,,, semoga”.

Dan akhirnya tanggal cantik tersebut ternyata diumumkan,, pengumuman pengumuman tanggal 091011 alias sembilan oktober tahun 2011, pada datang ya ke ragunan :D,,,

 1minggu menjelang pelaksanaan,,, sms berdatangan,,, inti  smsnya sama :”kang,,, nanti  ikut kopdar ga?” dan karena masih ragu, namun keinginan sudah sangat kuat akhirnya saya menjawab:”lihat saja nanti H-1 sore, Kang/Teh”. Akhirnya sang provokator nomor cantik ikut-ikutan menanyakan lewat tel: “bal bal,,,, bala bala bisa ikut kopdar ga?”,,, dan jawabannya tetap sama tunggu H-1. H-3 akhirnya saya ikut-ikutan nanyain ke Rmers mau pada ikut kodar apa nggak, ada yang bilang nggak, ada yang bilang ikut ada yang bilang lihat sikon.

Akhirnya H-1 pun datang dan saya masih belum memutuskan untuk bisa datang atau tidak. Tapi untuk berjaga-jaga saya minta tolong keponakan untuk survey ongkos serta waktu keberangkatan bis jurusan Bogor atau Jakarta ke terminal. Sungguh mengejutkan ternyata ia bisa melakukannya setelah magrib karena ada acara. Padahal, setahu saya keberangkaan bis terakhir setelah magrib. hm,,, pesimis semakin menjadi,,, aw aw aw,, galaunya hati ini,,,tapi akhirnya diputuskan saya ikut survey bareng keponakan setelah magrib. Klo pun ga bisa ke ragunan masih bisa ketemu Rmer tegal,,, karena kebetulan pada hari yang sama slah seorang Rmer menikah, nama dunia mayanya Rinai Hujan,,, nama aslinya,,,emm,,, tanya sama orangnya saja ya :D . alamat kedua tempat acara sudah saya kantongi,, tinggal sikat mau yang mana,,.

Sehabis melaksanakan shalat magrib,,, langsung ganti baju, ambil tas tanpa memeriksa isi tas dan kebetulan di dalam tas ada sepasang pakaian dan juga charger,,, waahhhhh beruntungnya :D  . akhirnya saya pamit ke teman2 kos: “saya pergi dulu yah,, mau malam mingguan, mungkin menginap mungkin tidak” (hehe padahal belum diputuskan mau berangkat). Beberapa lama kemudian sampailah saya di terminal. Hmm,,, bingung euy banyak bis yang menuju Bogor/Jakarta. Akhirnya saya pilih Sinar Jaya dan menanyakan ongkos serta waktu keberangkatan ke Bogor kepada penjaga loket.

Saya lihat daftar tarif, Tidak disangka ternyata ongkosnya hanya Rp 50.000,tapi anehnya ke jakarta lebih murah,,, weeeeeewwwwwwwwwwwwww kirain lebih mahal :D ,, AC lagi,,, pas saya tanya keberangkatan ke bogor jam berapa, penjaga loket bingung. Alasan kebingungan mereka Belum sempat terjawab, eh petugas lain langsung menyuruh saya mengikutinya menuju bis. o0Oh,, ternyata bisnya sudah mau berangkat dan pemberangkatan itu yang terakhir. Waduh bingung, berangkat ga ya?,,, akhirnya tanpa melihat isi dompet saya naik,, hehe nekad nekat,, niat Cuma survey malah langsung berangkat. Setelah di cek ternyata isi dompet cukup untuk bolak balik jakarta PWT,, namun karena ada acara makan malam (kirain makan gratis) eh ternyata disuruh bayar,,, lumayan juga tuh 1porsi makan 25ribu,,, padahal klo di pwt makan segitu Cuma 6 ribu :p , akhirnya pulangnya pinjam uang ke kang opik,, karena belum menemukan ATM,,hehe.

Kenapa saya naik jurusan bogor? Tidak langsung ke jakarta, padahal jakarta lbih dekat daripada Bogor. Hanya ada 2 alasan,pertama ada beberapa teman yang ingin saya temui di Bogor, selain RMers, kedua saya kira lokasinya Bogor dulu baru Jakarta (pantesan ke Jakarta lebih murah :p),, hehe. Di bis AC jurusan mana pun ternyata sama saja, disuguhi video klip ayu ting-ting dan kawan-kawan,,,heuheu. Karena males dengernya,saya sms beberapa orang menginformasikan kalau saya sedang dalam perjalanan menuju lokasi kopdar,, namun mampir dulu ke Bogor,, smsnya singkat padat dan menimbulkan pertanyaan: “sambut saya :D” . hehe lucunya karena saya mampir ke Bogor ada yang mngira saya sudah janjian sama teh Bonit untuk berangkat bareng dan bliau kegirangan karena teh bonit ada yang mengawal. Dalam hati saya bertanya-tanya ni orang kenapa ya? Salah kirim apa salah faham? Tiba-tiba naluri keisengan saya muncul:”hmm,,,kerjain aja deh,, hehe” (‘afwan bagi yang merasa).

Hoaaaaam,, ngantuk nyo, tidur aahhh daripada dengerin ayu ting-ting dan kawan-kawan,, selama perjalanan tertidur pulas. Gimana ga tidurnya pulas orang siangnya padat dengan aktifitas. Tiba-tiba pukul 03.30 WIB saya terbangun karena teriakan kondektur:”kampung rambutan,,, rambutan rambutan”. Wah ternyata sudah di Jakarta,, mimpi rasanya ke Jakarta sendirian, biasanya rombongan :D . berhubung saat itu saya tahunya Bogor dulu baru Jakarta, saya jadi gusar karena saya kira Bogor sudah terlewat.  Saya tanyakan pada penumpang yang duduk di depan, akhirnya lega juga, ternyata Bogor masih satu jam lagi. Selang satu jam, akhirnya tibalah di terminal Baranangsiang dan langsung menuju Mesjid Raya bogor, eyang ine bilang “MesRa”.

Selesai shalat Subuh saya hubungi teman yang mau ditemui,, rencana mau ke tempat tinggalnya, tapi ia bilang akan menemui saya di MesRa, ya sudah di tunggu saja. Menunggu sejam bagaikan setahun, tuh orang ke mana tak kunjung datang? Karena ga sabar saya tanya ke MesRa jam berapa, dan jawabannya jam 7. Difikir-fikir lagi jam 7 berangkatnya apa nyampenya ya? Saya tanyakan kembali ternyata berangkat dari tempat tinggalnya jam 7. Waduh tuh orang saya ke tempat tinggalnya g boleh malah mau menemui tapi jam 7. Saya suruh lebih pagi lagi akhirnya mau (tukang maksa,,, hehe). Acara kopdar katanya dimulai jam 9, saya agak gusar takut telat, akhirnya tanya teh Bonit berapa jam waktu tempuh Bogor Jakarta, turun di mana? Oh ternyata 1 sampai 2 jam,,, bisa lebih tenang. Daripada melamun nungguin orang, makan dulu deh berhubung sudah sangat lapar.

Sedang asyik makan tiba-tiba HP bernyanyi:”oh Muslimah Allah cinta kepadamu, rasulullah kasihkan padamu,,, oh Muslimah berbahagialah kau telah dilahirkannya dengan mulia”, hehe nada deringnya pake nasyid Muslimah yang dibawakan Nazrey Johany, mantan personil Raihan. Saya lihat, oh ternyata ada telepon dari teh Bonit: “Assalaamu’alaikum,,, bala bala lagi di mana?”...... dan teh Bonit pun kaget sekaligus senang karena saya ada di MesRa. Dikiranya saya lagi di Jakarta. Senang karena ada yang jagain Albi di jalan :p . akhirnya kita janjian berangkat bareng, ketemu di ciputat/cibinong (klo ga salah),,,

Waduh baru nyadar ternyata sudah 3 halaman word documen,,,
Bersambung dulu,,,,,,,,,,,,,,,,, 

Perduli Atau Polos?

Sabtu, 13 Agustus 2011


Sore yang cerah, menjelang buka puasa,,,
Terliihat seorang pemuda sedang sibuk dengan pekerjaannya. Pekerjaan yang tidak pernah ia sangka sebelumnya. Pekerjaan di luar keahliannya.

Allaahu akbar allaahu akbar,,,,

Waktu shalat ashar telah masuk,,,, ia pun segera bergegas ambil air wudhu kemudian berangkat ke masjid untuk menunaikan kewajibannya,,,

Hampir setiap hari ia shalat di masjid ini, masjid yang dikenal sebagai masjid kampus. Berbeda dengan masjid kampus lain di Indonesia, masjid ini berukuran lebih kecil dari yang lain.

Jama’ah masjid kebanyakan mahasiswa dan dosen, namun ada juga dari masyarakat umum yang ikut berjama’ah di situ. Selain jama’ah solat, di luar Masjid ada juga, maaf, pengemis yang telah siap untuk mendapatkan belas kasihan dari jama’ah Masjid. Tidak tanggung-tanggung mereka mengajak anak-anaknya yang seharusnya mendapatkan pendidikan.

Sungguh ironis memang, di tengah gembar gembor pemerintah mengenai peningkatan laju ekonomi, masih banyak masyarakat yang kekurangan. Yah bisa dikatakan yang yang kaya makin kaya. Yang miskin lebih miskin. Ah! sudah lah, tak usah menyalahkan mereka, kita  juga harus introspeksi diri.

Selesai shalat ia melaksanakan kegiatan rutinnya, yaitu tilawah alias baca Al-Qur’an.  Ia biasa tilawah dengan suara yang agak keras, namun saat itu masih banyak jama’ah shalat ashar yang telat. Bacaan yang biasa dikeraskan, ia pelankan karena takut mengganggu jam’ah.

Namun tiba tiba ia merasakan satu sosok orang yang mendekatinya. Meskipun ia merasa ada yang mendekat, tilawahnya masih berlanjut. Bergeming dalam hatinya:

 “ah paling ada yang mau mengingatkan supaya baca Al-Qur’annya dipelankan”

“Maaf Mas, tahu jalan menuju ke karang moncol?” sapa sosok orang tersebut yang ternyata seorang laki-laki separuh baya.

Ia memakai kemeja biru, celana merah, wajahnya pucat mungkin karena kecapaian, serta kelihatan bingung.
Meskipun pada awalnya pemuda itu mengetahui bahwa ada orang yang akan mendekatinya, namun mau tidak mau ia kaget juga. Dengan agak gugup, itu menjawab sambil menutup Al-Qur’an yang ia pegang:

“oh ia pak, maaf ada apa?”

“begini mas, bapa mau pulang ke Karang Moncol, tapi ga tahu jalan,,” tegas bapak tersebut

Pemuda itu nampak makin bingung. Bingung karena ada sesuatu yang aneh dari pertanyaan bapak tersebut.  Aneh ko bisa bapak itu bisa sampai ke tempatnya, namun jalan pulangnya tidak tahu,,,

“emm,,, bapak pake motor?  Klo pake motor dari pertigaan lampu merah ini (sambil menunjuk ke arah pertigaan yang ada lampu merah) belok kanan lurus terus,ketemu pertigaan lurus terus. Dari situ lurus aja nanti ketemu jalan bagus belok kanan” jawab pemuda itu

“nggak mas, saya pulang jalan kaki,,,,” jawab bapak dengan penuh kelesuan

“hah!!! Jalan kaki!!?? ” pemuda terkaget.  Sebelum pemuda tersebut melanjutkan perkataannya, bapak tersebut memotong:

“ia, saya tidak punya uang dan sedang mencari pekerjaan. Di tempat saya sedang sepi jadi pergi ke sini karena dulu pernah kerja di sini. Ke sini pun jalan kaki. Saya sudah tidak kuat ingin pulang, tadi malam pun menginap di kelurahan rempoah, alhamdulillah dapat makn untuk sahur”.

Kaget dan juga iba mendengarnya: “masya allah,,, bapak tidak membawa jaket? Keluarganya masih ada?”
Secara rempoah merupakan daerah dataran tinggi. Tahu sendiri lah dataran tinggi cuacanya, beuuuh,,, dinginnya minta ampyuuuuuuuuun.        

Mereka ngobrol lama, si pemuda menanyakan tentang bapak tersebut. Dengan penuh kejujuran ia menceritakan semuanya. Bapak tersebut ternyata seorang pekerja bangunan (ups salah, maksudnya keahliannya, karena belum punya pekerjaan). Dia nyari kerja di tempat tinggalnya belum dapat juga, dan akhirnya memutuskan mencari ke purwokerto, tempat dulu dia pernah bekerja. Namun usaha telah maksimal, tapi hasilnya nihil. Sedangkan keluarga sedang menunggu di rumah.

Pemuda ingin menolong namun tidak punya motor. Uang pun tidak cukup untuk ongkos ke terminal. Ia terus berfikir apa yang harus dilakukannya. Beberapa lama kemudian ia pamitan sama bapak tersebut:

“maaf pak, bapak tunggu dulu di sini, nanti saya kembali lagi”

“ia mas” jawabnya dengan penuh kekecewaan namun masih berharap pemuda itu kembali.

Pemuda keluar Masjid, yang ada di fikirannya Cuma satu, ta’mir Masjid. Ia pergi menuju ruang ta’mir, namun tiba-tiba ia berbalik arah,, entah apa yang ada dalam fikirannya. Ada yang tertinggal kah atau ada urusan lain?

“hm,,, klo ku ke ta’mir yang ada su’uzhon yang mereka tularkan kepadaku ” gumamnya dalam hati.
Ternyata ia memiliki pengalaman buruk dengan pengurus ta’mir. Dulu pernah ada yang minta bantuan juga, namun jawaban mereka:

 “ah paling itu penipu, sebaiknya kamu hati-hati”.

Sudah beberapa kali jawaban itu ia dengar dari mereka, maka dari itu ia berbalik arah. Ia baru teringat dengan tabungannya. Maka diputuskan untuk mengambil uang dari ATM.  Ia segera bergegas ke ATM BNI yang berada tidak jauh dari Masjid, tepat di samping masjid. Tidak disangka, meskipun sudah pertengahan bulan, ternyata antriannya begitu panjang. Ia putuskan keluar dari antrian dan kembali ke tempat kerjanya untuk meminjam motor.

Namun ketika mau berangkat ada konsumen yang mau membeli barang, sedangkan partner kerjanya berada di belakang:

“hah!!! Lagi buru buru ada aja gangguannya” gerutunya.

Untungnya konsumen tidak terlalu lam, akhirnya ia bergegas menuju ATM Mandiri.

Di Masjid, si Bapak termenung penuh dengan harapan untuk bisa pulang kembali ke rumahnya. Dalam benaknya terucap:

“mungkinkah ia mempercayaiku? Akankah ia kembali?”

Ia benar-benar putus asa dengan keadaanya. Kemudain ia pindah ke luar Masjid dan duduk-duduk di halamna Masjid sambil melamun. Ia terus berdo’a mengharapkan pemuda tersebut bisa membantunya.

Sesampainya di ATM pemuda tersebut langsung masuk dalam antrian. Antriannya nggak sepanjang di BNI, ya Cuma 3 orang lah. Tiba gilirannya, tidak membuang waktu ia langsung masuk, keluarkan dompet dan ambil kartu ATM di dalam dompetnya.

“ambil berapa ya?” gumamnya.

Ia ingat yang dikatakan bapak tersebut bahwa ongkos ke rumahnya tidak lebih dari dua puluh ribu. Akhirnya ambil lebih dari dua puluh ribu.

“bismillahirrahmaanirrahiim,, semoga berkah, semoga ini bermanfaat untukmu pak”.

Uang pun keluar dari mesin ATM. Uang pun diambil dan tidak lupa kartu ATM dicabut (heuheu berbeda dengan penulisnya, uang sudah dipegang, kartu ATM dilupakan alias ditinggal di mesin ATM,, hehe :-p ). Ia segera naik motor menuju ke BK (bursa kampus), supermarket terdekat dan langsung membeli air dan makanan untuk berbuka bapak tersebut. Namun ia bingung makanan apa yang cocok. Maklum di supermarket terlalu banyak jenis makanan. Akhirnya ia putuskan Cuma membeli kurma, makanan khas dari padang pasir untuk berbuka puasa.

Ia segera kembali ke tempat kerja mengembalikan motor, kemudian kembali ke Masjid. Dari gerbang halaman Masjid terlihat bapak tersebut sedang melamun, mengharapkan kedatangannya. Sebelum ia menemui bapak tersebut tiba-tiba ada yang memanggil:

“hai,, sob,,, lagi apa kamu di sini?”

“wih ada Pak Ketu, apa kabar akh? Haha nte nambah subur aja nih,, nambah item pekat juga” jwabnya

Ternyata dia adalah ketua salah satu organisasi Mahasiswa di luar kampus yang berhaluan keislaman. Bahasanya emang gaul dan makin hari makin ndut saja dan warna kulitnya semakin hitam

“Alhmdulillah, nte sendiri? Enak aje lu,, pekat pekat gini juga tampan” jawabnya narsis, sambil melihat kresek yang dibawa pemuda tersebut ia melanjutkan: “apaan tuh? Kayanya makanan, nte mau buka sekarang apa?”

“wah ketahuan dahaku mau buka sekarang” jawabnya dengan nada canda. “bukan akh, ini untuk musafir,,, kasihn katanya ia ke sini jalan kaki dari rumahnya” lanjutnya. “btw, mau bantu ga? Ia lagi kebingungan mau pulang tapi ga punya duit”

“sebaiknya bawa ke kantor polisi aja, nanti di kasih surat jalan sama polisinya suruh angkutan umum nganterin dia” jawabnya tidak sesuai dengan yang diharapkan pemuda tersebut.

“ah males, ribet klo urusannya sama polisi, kasihan nanti bisa bisa dijadikan sebagai tersangka” pungkasnya.

“emang sih ane juga dulu pernah ada yang seperti itu, ia sama anaknya jalan kaki dengan jarak 60km. Sebenarnya ane serba salah juga antara perduli dengan polos” jawb pak ketu yang sebelumnya sudah pernah

“hm,,, ni orang ga bisa diharapkan lah” protes pemuda tersebut

“jangan terpengaruh dengan orang lain, dengarkan kata hatimu”

“nyante aja klo pun dia bohong uang ini masih belum seberapa jika dibandingkan dengan uang 5juta yang raib dari tanganku” lanjut pemuda itu lagi: “yawdah akh, ane temui bapa itu dulu, kasihan sedang menantikan kedatangan si tampan ini”

Mereka berpamitan, pak ketu juga mau pergi, pemuda segera menemui bapak yang telah menungunya dari tadi. Si pemuda bingung mau mulai dengan apa untuk ngasih uang sama makanannya. Akhirnya ia basa basi dengan menanyakan apa yang sebelumnya telah ditanyakan. Jawaban bapak masih tetap sama tiada perubahan.

Akhirnya pemuda memberikan hartanya ((uang dan makanan untuk berbuka) kepada bapak tersebut. Si bapak berterima kasih dan memberi tahu namanya serta alamat lengkapnya. Pemuda hanya menarik nafas panjang melihat kondisi bapak tersebut. Ia pun merasa lega bisa membantunya.

“Alhamdulillah harta ini tidak keluar dengan sia-sia,,”

Ketika Dia Bukan Untuk mu

Senin, 08 Agustus 2011

Bagaimana perasaanmu jika seseorang yang direncanakan akan menjadi pendamping hidupmu ternyata menikah dengan sahabatmu sendiri? Mungkin hatimu nelangsa. Ada sejumput kecewa berkecambah. Andai dulu aku menerima dia apa adanya, pasti aku yang bersanding dengannya, begitu  bisik hatimu. Kini, kau melihat dia bersanding dengan teman baikmu. Kau harus rela, ikhlas. Mungkin dia memang lebih baik bersanding dengan sahabatmu. Karena kecewa telah berbunga, kau tak datang ke pesta pernikahannya. Padahal, hukum datang ke undangan pernikahan itu wajib. Di sana ada berkah dan doa, meskipun yang sering kita lihat hanya pamer kemewahan dan kemeriahan.

Coba kita renungkan. Mungkin kau pernah berkunjung ke toko pakaian. Kau memilih pakaian yang pas untukmu. Mungkin pramuniaga menyarankan, "ini pakaian yang cocok untuk Anda." Kau membawa pakaian itu ke fiiting room, mencobanya. Betulkah pakaian itu cocok untukmu? Kau teliti bahannya, jahitannya, ukurannya. Setelah memeriksa dengan seksama, kau merasa kurang sreg dengan pakaian itu. Dengan kata maaf pada parmuniaga, kau kembalikan pakaian itu ke tempatnya. Kau beralih ke gerai pakaian lain. Hal yang sama mungkin terulang; pakaian yang menurut orang lain pas untukmu, atau pakaian yang sepintas cocok menurutmu, ternyata tidak tepat setelah diteliti.

Sebuah pakaian, mungkin cocok untuk orang lain, tapi tak cocok untukmu. Kau tak bisa membeli pakaian warna gelap karena kulitmu sawo matang. Kau tak cocok mengenakan kemeja dengan motif vertikal berdempet, karena posturmu kurus tinggi; motif itu akan membuatmu terlihat semakin kurus. Kau harus berdamai dengan situasi dan kondisi.  Tetapi yakinlah ada pakaian yang tepat di sebuah gerai tertentu yang cocok untuk setiap orang. Memang ada seseorang yang begitu masuk ke satu gerai langsung menemukan pakaian yang tepat untuknya. Ada juga yang harus berputar-putar, keluar-masuk dari satu gerai ke gerai lainnya untuk menemukan pakaian yang tepat, sampai kaki pegal dan peluh menganak sungai.

Banyak hal yang membuat pakaian itu tak tepat untukmu, bisa bahan, motif, warna, model bahkan harga. Selera orang berbeda.  Ada juga seseorang yang tak yakin dengan sebuah pakaian, tapi ia tetap mencobanya. Ia bertanya-tanya, cocokkah pakaian ini untukku? Ia meneliti dengan seksama. Ia menemukan fakta bahwa tak ada hal yang membuat ia harus menolak pakaian itu. Apalagi pakaian itu hadiah seorang yang dihormatinya, orang yang dikasihinya atau mumpung sedang ada great sale! Beli sekarang atau menyesal kemudian. Bertahun-tahun setelah mengenakan pakaian itu, baru terasa, pakaian itu memang cocok untuknya.

Pakaianmu adalah pasangan untukmu. Bisa cocok untuk orang lain, tapi tidak denganmu. Maka, tak perlu bersedih jika seseorang yang kau kira tepat untukmu bersanding dengan orang lain; orang yang dekat denganmu. Yakinlah pasangan yang tepat ada di suatu tempat dan kau akan berjumpa dengannya di suatu masa tertentu. Mungkin Yang Kuasa sengaja menyimpannya, agar saat bertemu kau benar-benar siap berdampingan dengannya. Sesuatu yang baik menurutmu, belum tentu baik menurut-Nya. Terus berusaha dan berdoa. Perbaiki diri sampai akhirnya kau temukan pakaian yang cocok untukmu.